Sekolah Tunas Jakasampurna pertama kali
di dirikan pada tahun 1982 di daerah Bekasi Selatan. Berawal dari sebuah
villa pribadi dengan kolam renang di dalamnya, pihak Pemda Bekasi
menganjurkan untuk membantu membuatTaman Kanak-Kanak (TK) sebagai
program pengembangan kota Bekasi saat itu. Demi kepentingan sosial
pemilik villa pun bersedia membantu mewujudkan program tersebut dengan
modal villa itu sendiri. Tahun 1982, Bekasi
merupakan kota yang jauh dari minat warga Jakarta manapun dan juga
penduduk luar untuk sekedar berkunjung maupun berinvestasi. Di luar
dugaan, keputusan membangun sebuah sekolah terutama TK membuahkan
kesadaran bagi pemilik villa tersebut, yang kini menjadi ketua yayasan
untuk terus tekun mengembangkan sekolah tersebut ke jenjang SMA, hal ini
di dukung atas bertambahnya demand dari warga maupun
pengembangan perumahan setempat. Nama sekolah Tunas Jakasampurna yang
melekat sampai sekarang juga merupakan nama yang di ambil dari kelurahan
Jakasampurna di daerah Bekasi itu sendiri. Pada saat itu, sekolah
Tunas Jakasampurna merupakan sekolah pertama yang berdiri di daerah
tersebut
Hingga kini setelah 28 tahun berdiri,
sekolah Tunas Jakasampurna telah mempunyai gedung sekolah formal sendiri
dan telah menghasilkan puluhan ribu alumni yang tersebar di seluruh
nusantara maupun manca negara. Sekolah Tunas Jakasampurna kini telah
menjadi sekolah Nasional Plus yang telah ter-akreditasi A yang kerap
unggul di dalam kualitas pengajarannya. Dalam perkembangannya sekolah
Tunas Jakasampurna telah mempunyai 6 cabang yang tersebar di daerah
Bekasi dan Batam. Sekolah Tunas Jaksampurna kini telah berubah nama
menjadi Tunas Jakasampurna School (T JS) yang sudah cukup akrab namanya
di telinga warga sekitarnya. Adapun beberapa sekolah lain yang
merupakan grup dari TJS yaitu terdiri dari sekolah TK berbasis bahasa
Inggris, KiwiKids Preschool dan sekolah TK Islam, Darul Ilmi Preschool.
Tunas Group juga menyediakan jasa ketrampilan di luar sekolah seperti
bimbingan belajar Global Intercompetency (GIC) dan jasa konseling
psikologi serta sanggar tari dan sanggar lukis sebagai penunjang
kegiatan sekolah TJS itu sendiri.
Creating a recovery starategy
Selama berdirinya Tunas Jakasampurna School, marketing yang telah di lakukan adalah below-the-line marketing strategy dimana terdiri dari penyebaran brosur ke perumahan, pemasangan spanduk tiap tahunnya hingga mouth-to-mouth marketing yang
merupakan andalan sekolah tersebut pada 10 tahun yang lalu. Kini dengan
menjamurnya jumlah penduduk Bekasi dan minat investor yang berdatangan,
Bekasi sudah menjadi hot-spot pembangunan sekolah swasta lain
yang berbasis Internasional, Nasional Plus, maupun negeri. Persaingan
yang terjadi pun sudah terlampau batas dimana kompetitor telah
menunjukan ke-agresifitasan-nya untuk mengusai pangsa pasar Bekasi yang
dulu di dominasi oleh Tunas Jakasampurna School. Para kompetitior kini
telah mengandalkan segala kemewahan fasilitas sekolah-nya masing-masing
dengan tujuan menjatuhkan image TJS dengan fasilitas
tradisionalnya yang didirikan lebih dari 20 tahun yang lalu. Tak puas
dengan kekurangan TJS tersebut, beberapa kompeitior sudah ‘menerobos’
batas pagar TJS dengan merekrut para guru-guru andalan TJS dengan
imingan salary dan bonus yang lebih besar. Dengan
kejadian seperti itu TJS telah banyak kehilangan beberapa guru maupun
SDM potensial yang telah bekerja puluhan tahun bersama TJS. Pertumbuhan
kompetitior tersebut tidak saja merugikan pihak TJS sebagai pionir
sekolah di daerah itu dalam berpromosi tapi juga telah menurunkan pamor
keminatan customer baru yang akan bergabung.
Dalam setiap perubahan pasti ada
pengorbanan, dan hal itulah yang di lakukan untuk terus bertahan dalam
dunia pendidikan yang telah di tekuni puluhan tahun itu. Persaingan
telah membukakan jalan bagi TJS untuk terus ber-inovasi dan mempererat
kembali tali persaudaraan antar karyawan yang telah hilang untuk selalu
solid dalam segala situasi. Beberapa strategi pun mulai di ambil dengan
langkah melakukan pertemuan langsung kepada bawahan yang paling kecil
seperti clenaing service dan security dengan cara menjamu mereka dan kelurganya dalam acara makan dan gathering bersama
yang di susul dengan kata-kata motivasi dari ketua yayasan langsung
untuk membuka jalur komunikasi antar bawahan dan atasan yang terkesan
‘jauh’. Pertmuan serupa pun di jadwalkan untuk setiap unit-unit TJS yang
lain dari TK s/d SMA. Pertemuan rutin tersebut sangatlah berguna untuk
menjaga rasa saling keterbukaan bagi karyawan dan menerima feedback langsung dari bawahan.
Untuk tetap di kenal dalam masyarakat, TJS pun mulai bangkit dalam menguatkan brand awareness
nya. Hal tersebut tidaklah mudah di jalankan di karenakan SDM yang ada
masih berada dalam pemikiran marketing secara tradisional dan managment
yang sudah di bentuk pun belum siap dalam perubahan jaman yang drastis
yang serba menggunakan jalur elektronik seperti marketing online. Hal
tersebut sungguh sangat tidak mudah untuk di laksanakan tapi juga harus
segera di lakukan mengingat kompetisi sekolah swasta yang sudah sangat
menjamur tidak dapat di berhentikan. Maka setelah mengadakan brainstorm, consultancy, dan juga meeting antar Board of Directors, di putuskanlah bahwa sudah saatnya TJS melakukan regenerasi. Regenerasi yang di maksud adalah semacam refreshing atas
semua kegiatan marketing maupun promo TJS yang selama ini di jalankan
oleh pihak management yang bersifat tradisonal dengan menempatkan
anak-anak muda berkompeten yang mempunyai jiwa dan semangat muda dalam
melakukan komunikasi ke public luar. Anak-anak muda yang di maksud pun
tidak menutup kemungkinan para alumni TJS akan turut bergabung untuk
memajukan sekolahnya bersama.
Hal ini memang memicu pro dan kontra
antar internal, maka di putuskanlah bahwa binbingan dari mangement lama
juga masih di perlukan agar para pekerja muda tersebut tidak keluar dari
jalur pekerjaan mereka. Komunikasi antar SDM dan management disini
sangatlah penting mengingat perubahan system yang baru juga sama
pentingnya.
Results
Dengan perombakan yang terjadi, TJS terus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap bertahan dan berekspansi.
Menjaga loyalitas pelanggan adalah yang
utama dengan memaksimalkan servis yang memuaskan. Hal-hal kecil seperti
ini sudah lama menghilang dan tidak tumbuh di lingkungan TJS, maka pihak
marketing and communication division sangatlah memegang peranan besar
dalam hal ini untuk terus mencari informasi akan hal yang di butuhkan
oleh pelanggan. Salah satu basic communication tool yang di gunakan
adalah berupa kuesioner terhadap pelanggan yang ada dan juga SDM
internal untuk dapat melihat masukan maupun kekurangan yang harus TJS
perbaiki.
Seiring bertambahnya waktu, TJS kemudian
mulai men-design ulang semua marketing tool yang kurang menarik dengan
menunjukan format design yang lebih eye-catching, tata bahasa dan
penulisan yang lebih sempurna hingga foto-foto ataupun gambar aktivitas
murid-muridnya yang lebih up-to-date.
Pemasangan banner, spanduk dan beberapa
below-the-line marketing masih tetap di laksanakan tetapi dengan
strategi pemasangan yang lebih mengena ke masyrakat setempat seperti
pemsangan spanduk di tempat mayoritas murid-murid TJS bertempat tinggal
dan di daerah-daerah lain yang belum pernah di jangkau sebelumnya.
Melakukan gimmick ataupun
sesuatu yang membuat orang tertarik di setiap selebaran TJS adalah suatu
promosi yang jarang di lakukan pihak TJS untuk dapat di kembangkan.
Dalam hal ini, promo yang sedang di kelurkan adalah dengan pembayaran
uang pangkal sekolah sebesar Rp. 7.500.000/-, setiap murid mendaftar
akan langsung mendapatkan laptop secara cuma-Cuma tanpa di undi.
Mengembangkan fasilitas yang beda dari
sekolah lain seperti pemasangan Wi-Fi atau wireless internet untuk
menunjang lifestyle kehidupan murid-murid TJS yang sudah semakin
berteknologi.
Update secara online adalah salah satu
marketing yang di lakukan TJS saat ini yaitu menjalin kebersamaan antar
siswa/i nya di jaringan komunitas online terkini seperti Blog, Facebok,
Friendster, dll. Di samping untuk menjalin kebersamaan, komunitas disni
sangat berguna untuk berbagi info event terbaru TJS yang sudah
terlaksana maupun yang akan di laksanakan.
Dalam hal ber-ekspansi atupun
pengembangan, TJS pun kini sudah mulai meng-expose pengalaman nya di
bidang sekolahan selama hamir 30 tahun bagi para calon investor yang
ingin turut bergabung untuk mengembangkan sekolah di daerah-daerah
atupun sekedar berpartisipasi dalam pembagunan fasilitas TJS yang di
nilai rendah oleh kompetitior. Pengalaman inilah yang tidak di miliki
oleh sekolah lain manapun di daerah tersebut dengan lulusan ribuan
alumni yang dimana diantaranya terdapat artis-artis sinetron, bintang
film, penyanyi maupun model yang pernah bersekolah di TJS. TJS akan
terus berkonsisten mengembankan namanya dalam dunia pendidikan agar
lebih di kenal oleh banyak ornag luar lagi.
nice thanks for the review pak
BalasHapusLuar biasa, dari warga untuk rakyat.
BalasHapus